Isi
Alergi pernapasan berhubungan dengan respons sistem kekebalan yang berlebihan terhadap zat-zat seperti debu, serbuk sari, bulu hewan, atau jamur, misalnya, yang menyebabkan penyakit seperti rinitis, asma, atau sinusitis.
Alergi pernafasan umumnya lebih sering terjadi pada orang dengan kecenderungan genetik atau yang memiliki kepekaan sistem kekebalan yang lebih besar terhadap zat yang bertanggung jawab atas alergi. Gejala lebih sering terjadi pada musim semi atau musim gugur, karena penurunan kelembaban dan peningkatan konsentrasi zat-zat ini di udara.
Untuk mengobati alergi pernafasan dengan benar, ahli alergi harus mempelajari penyebabnya dan menunjukkan penggunaan pengobatan khusus untuk masalah tersebut, di samping tindakan pencegahan lain yang memfasilitasi pemulihan, seperti menghindari tempat-tempat yang sering tercemar dan minum banyak air setiap hari.
Gejala utama
Gejala alergi pernafasan yang paling umum adalah mata gatal dan sering bersin, namun gejala lain juga sering terjadi, seperti:
- Batuk kering;
- Sering bersin;
- Keluarnya cairan dari hidung;
- Mata, hidung atau tenggorokan gatal
- Sakit kepala;
- Merobek mata.
Gejala bisa muncul secara terpisah dan biasanya tidak ada demam. Pada bayi gejalanya sama, namun penting bagi bayi untuk dievaluasi oleh dokter anak untuk memulai pengobatan yang tepat.
Alergi pernapasan pada kehamilan
Alergi pernafasan pada kehamilan sangat umum dan terjadi terutama karena perubahan hormonal, peningkatan volume darah dan perubahan tubuh yang dialami wanita hamil selama kehamilan.
Jika wanita hamil menderita alergi pernafasan, seperti asma, penting untuk berkonsultasi dengan ahli alergi sebelum hamil untuk memulai pengobatan yang tepat dan menghindari perburukan gejala.
Alergi pernafasan pada kehamilan dapat diatasi dengan penggunaan obat alergi yang aman dan harus selalu dipandu oleh dokter.
Bagaimana cara memastikan diagnosis
Diagnosis alergi pernafasan dibuat oleh dokter umum atau ahli alergi berdasarkan tanda dan gejala yang disajikan oleh orang tersebut. Namun, tes alergi juga dapat dilakukan, yang dilakukan di ruang praktik dokter, untuk memastikan alergi dan untuk mengetahui agen mana yang bertanggung jawab.
Melakukan tes alergi sering membantu untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab alergi pernafasan, memungkinkan orang tersebut untuk lebih efektif mencegah serangan lebih lanjut. Pahami bagaimana pengujian alergi dilakukan.
Kemungkinan penyebab alergi
Alergi pernafasan disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mengiritasi mukosa hidung dan memicu respon sistem imun, yang berujung pada munculnya gejala khas alergi pernafasan.
Dengan demikian, terjadinya alergi jenis ini bisa jadi karena adanya tungau debu yang menumpuk di debu, selimut, karpet dan tirai, selain juga dipicu oleh serbuk sari dari pohon dan tumbuhan, polusi, asap dan bulu dari hewan peliharaan misalnya. contoh.
Selain itu, beberapa situasi dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi pernapasan, seperti memiliki riwayat alergi dalam keluarga, bekerja di tempat yang banyak berdebu atau sangat terpapar jamur, atau tinggal di rumah dengan kelembapan tinggi atau ventilasi yang buruk.
Apa yang harus dilakukan untuk meredakan gejala
Yang harus dilakukan pada alergi pernafasan, untuk mengurangi gejala, meliputi:
- Minumlah setidaknya 1 liter air sehari;
- Hindari merokok atau pergi ke tempat-tempat dengan asap atau polusi;
- Perbarui udara rumah setiap hari, buka jendela;
- Jaga rumah tetap bersih dan vakum, untuk menghindari penumpukan debu;
- Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur.
Selain tips tersebut, masyarakat bisa mencegah alergi pernafasan dengan menggunakan kain dan bahan anti tungau debu untuk menutupi bantal, kasur dan sofa, misalnya. Simak beberapa pilihan alami untuk meredakan alergi pernapasan.